Sabtu, 09 Juli 2011

RAMAYANA 11

RAMAYANA 11


http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/ramayana/images/ramayana11.jpg

11. Tuntutan Kaikayi


Tersebutlah seorang abdi istana bernama Mantara. Ia adalah seorang abdi dari permaisuri Kaikayi dan pengasuh Pangeran Barata sejak kecil. Ia membujuk permaisuri Kaikayi agar memohon Prabu Dasarata untuk membatalkan niatnya yang hendak menobatkan Rama. Ia pula membujuk agar Kaikayi menuntut Sang Raja untuk menobatkan Pangeran Barata, dan bukannya Rama, sebagai raja.

Mula-mula Kaikayi tidak terbujuk, tapi lama-lama timbul pula iri dalam hatinya, mengapa putera Kausalya yang diangkat sebagai pengganti raja. Pada suatu malam Raja Dasarata mendapatkan Kaikayi sedang menangis. Raja amat sedih melihatnya, lalu dia bertanya apa yang menyebabkan Kaikayi menangis.

Kaikayi segera menagih janji, yaitu pengangkatan Barata sebagai raja. Bukankah dulu ketika Raja Dasarata meminangnya ia berjanji kelak akan mengangkat putera Kaikayi sebagai raja penggantinya. Karena itu Kaikayi menuntut agar Sang Raja mengurungkan niatnya yang hendak mengangkat Rama sebagai raja. Mendengar tuntutan Kaikayi itu hati Raja Dasarata pun menjadi amat sedih.

11. The Demand of Kaikayi


There was a palace official named Mantara. He was the servant of Queen Kaikayi and the sitter who had cared Prince Barata since he was very young. He persuaded Queen Kaikayi to ask King Dasarata to take back his decision in nominating Rama to be the King. He also persuaded her to demand the King to choose Prince Barata instead.

At first Queen Kaikayi was not persuaded. However, after quite a while she became jealous about the nomination of Kausalya's son. One night King Dasarata found Kaikayi was sobbing. Dasarata felt sad and asked her what made her sad.

Kaikayi soon reminded Dasarata about his promise to choose Barata as the incoming King. When King Dasarata had proposed to her, he promised to elect Kaikayi's son to be his successor. Because of that, Kaikayi demanded the King to cancel his decision to elect Rama as the King. Hearing the Kaikayi's demand, King Dasarata became very sad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar