9. Pengunduran Diri Prabu Dasarata
Ramawijaya dan Sita tiba di Negeri Ayodya dengan selamat. Mereka tinggal dalam sebuah istana yang amat indah. Rama dan Sita amat berbakti kepada ayahanda Raja Dasarata. Mereka pula amat mencintai saudara-saudaranya meskipun berbeda ibu.
Pada suatu hari datanglah utusan dari negeri Kaikeya, yaitu negeri kakek Barata, yang meminta agar Barata sudi menengok negeri leluhurnya.
Prabu Dasarata mengijinkan. Maka diperintahkanlah Barata serta adiknya Satrugna pergi ke negeri Kaikeya. Rama dan Sita dengan berat hati melepas keberangkatan kedua adiknya yang amat dicintainya itu. Konon Raja Dasarata merasa usianya telah lanjut. Ia berniat hendak menyerahkan mahkota kerajaan kepada Rama.
Tapi sebelum keputusan hatinya itu diumumkan, ia hendak bertanya dan meminta pertimbangan rakyatnya. Maka di depan segenap rakyatnya Raja Dasarata menyatakan niatnya hendak mengundurkan diri dari takhta kerajaan. Karena ia sudah berusia lanjut, maka perlulah kiranya diganti oleh seorang raja yang lebih muda dan lebih kuat memegang tampuk pemerintahan. Niat pengunduran dirinya itu dimaksudan agar Negeri Ayodya lebih sentosa dan makmur di masa-masa yang akan datang. | 9. The Resignation of King Dasarata
Ramawijaya and Sita arrived in Ayodya safely. They lived in a very beautiful palace. Rama and Sita were very loyal to King Dasarata and they respected him very much. They also loved their brothers although they had different mothers.
One day, there was an envoy who came from Kaikeya, the country of Barata's grandfather. He asked Barata to come to his ancestor's land.
King Dasarata gave his permission to Barata. He ordered Barata to go there, accompanied by Satrugna. Rama and Sita sadly let their beloved brothers to go. King Dasarata felt that his old age has arrived. He wanted Ramawijaya to succeed him on the throne.
Before making a decision, he asked for his people's opinions. In front of the people of Ayodya, King Dasarata announced his intention to retire. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar