Kamis, 07 Juli 2011

RAMAYANA 5

RAMAYANA 5



http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/ramayana/images/ramayana5.jpg

5. Pertapaan Bagawan Wiswamitra


Setelah para raksasa terusir, Bagawan Wiswamitra beserta para cantrik kembali ke pertapaannya. Para penduduk membersihkan puing-puing yang berserakan akibat peperangan. Rumah-rumah penduduk yang dirusak oleh para raksasa kini diperbaiki dan dibangun lagi.

Mereka juga mulai beternak. Sawah dan ladang yang rusak mereka cangkul dan garap lagi. Saluran-saluran air digali pula. Tanah-tanah yang baru dibuka dijadikan tanah garapan, dibagi-bagi dalam petak-petak persawahan, dan diairi. Benih-benih disebarkan.

Kuil-kuil yang runtuh pun mereka bangun kembali. Di bawah pimpinan Bagawan Wiswamitra, mereka berdoa dan menyelenggarakan upacara-upacara pemujaan. Mereka memanjatkan doa agar memperoleh ketentraman, kemakmuran dan kesejahteraan, serta dijauhkan dari segala penyakit dan perang.

Ramawijaya dan Laksamana kadangkala masih mengunjungi pertapaan Sang Bagawan untuk berjaga-jaga kalau masih ada raksasa yang hendak mengganggu ketentraman penduduk.

5. The Monastery of Bagawan Wiswamitra


After the giants were defeated, Bagawan Wiswamitra, accompanied by his disciples, went back to the monastery. Villagers cleared the ruins caused by the battle. They reconstructed the villagers' houses.

They started raising livestock. The fields that had been destroyed were cultivated again, and irrigation channels were also dug out. Land that had just been cleared was made into farmland, divided into rice paddies, and irrigated. Seeds were sown.

They also rebuilt the ruined temples. Under the leadership of Wiswamitra, they organized prayers and ceremonies. They prayed for the safety and welfare of the people and an end to war and disease.

 Sometimes Ramawijaya and Laksamana still visited the Bagawan's monestary. They were guarding against the possibility that the giants would disturb the villagers in the future.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar